Senin, 31 Oktober 2011
Identitas ≠ Nama
“Identitas ≠ Nama”
Oleh : Dian Ayu Utami
“An un-named song is like an un-named child, it has no identity“ (Robyn Hitchcock). Berdasarkan kuote tersebut, identitas adalah hal-hal yang dimiliki seseorang dan itu merupakan ciri khas dari orang tesebut. Identitas bisa saja berupa nama, sifat atau sikap. Seperti penulis, penulis dapat menebak seorang temannya hanya dengan melihat gaya berjalannya. Hal ini membuktikan bahwa identitas bukan hanya sekedar nama belaka, akan tetapi ada hal di luar “nama” yang bisa dijadikan sebagai acuan identitas seseorang.
Setiap orang tanpa sadar telah menunjukan identitas mereka terhadap orang lain. Sama halnya seperti kalian yang mengenal orang lain tidak hanya dari nama mereka saja, akan tetapi juga asal mereka atau bahkan karakter mereka. Setiap orang memiliki cara berbeda untuk menunjukan identitas mereka. Adapun caranya menurut penulis antara lain adalah dengan menulis, melalui tulisan, seorang pembaca akan dapat menebak karakter penulis. Selain cara tersebut, seseorang juga dapat menunjukan identitas mereka dengan cara bersikap, misalnya menunjukan sifat mereka dengan cara bersikap, seorang pemarah akan terlihat pemarah jika ia sedang berada dalam keadaan yang yang membuat dia marah dan pada akhirnya dia bersikap dengan perasaannya dan membuat orang lain sadar akan sifatnya tersebut. Sifat orang tersebut bisa dijadikan sebagai identitas dia, sebuatlah orang tersebut dengan “orang pemarah”, bukankah kita sering mendengar ungkapan seperti itu? Namun terdapat pula cara menunjukan identitas menurut penulis yaitu dengan berbicara. Seseorang dapat mengetahui identitas seseorang dengan memperhatikan aksen bicaranya. Misalnya, seorang jawa atau sunda akan terlihat berbeda sekali ketika mereka berbicara, begitu juga dengan orang sumatra atau kalimatan.
Berdasarkan hal di atas, penulis juga melakukan perkenalan identitas penulis terhadap orang lain. Misalnya, penulis adalah seorang anak perempuan dari seorang jawa. Penulis menunjukannya dengan cara besikap lembut dan lebih sabar dalam menghadapi sesuatu. Penulis juga memiliki identitas segabai seorang anak pertama. Hal ini menuntut penulis untuk lebih dewasa dan mengayomi, sehingga penulis pun berusaha menunjukan sikap dewasa itu dalam kesehariannya. Tidak hanya itu, penulis juga dituntut untuk untuk menjadi model bagi murid-muridnya, hal ini merupakan tuntutan dari identitas sebagai guru. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menunjukan identitasnya dengan banyak cara yaitu, entah dengan bersikap, berbicara atau bahkan dengan cara bergaul dengan orang disekelilingnya.
Terlepas dari hal yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa identitas bukan sekedar nama, tetapi lebih kepada sikap atau bahkan sifat yang menjadi karakteristik seseorang di mata orang lain yang menilainya. Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa identitas merupakan cara pandang dan penilaian seseorang dalam melihat orang lain. Jadi dapat dipastikan bahwa penilaian tentang identitas orang lain dapat berbeda dan hal tersebut tergantung pada seseorang yang melihat identitas tersebut dari sudut pandangnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar