Sabtu, 24 September 2011
Refleksi Calon Guru Menanggapi Keberagaman
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, dimana manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Namun, Dia juga menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Perbedaan itu bukan untuk melerai manusia atau bahkan mengelompokkannya dalam satu kelompok dengan karakteristik yang sama. Keberagaman bukan penghalang pemersatu. Akan tetapi, Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaan itu agar manusia saling mengisi kekurangan yang lain. Tetapi, pada zaman sekarang ini, perbedaan adalah suatu masalah yang dapat memecahbelah suatu komunitas. Bahkan memisahkan anak dengan orangtuanya, menganggap orang lain yang berbeda itu adalah musuh yang harus diperangi. Sesungguhnya itu salah! Semua itu tergantung dari individu tersebut melihat perbedaan yang ada.
Manusia sebagai makhluk lemah yang tak dapat melakukan segala sesuatunya dengan sendiri seharusnya menjalin hubungan baik dengan orang lain, ya, meski mereka bukan dari komunitas yang sama atau bahkan dari agama yang berbeda. Bukankah perbedaan itu indah jika kita menjadikan perbedaan itu sebagai tools pelengkap hidup. Sebagai contoh, individu A dapat bernyanyi dengan baik, sedangkan kita tidak dapat melakukan hal tersebut dengan baik. Bukankah individu A sangat berguna untuk dimintai pertolongan dalam hal bernyanyi ini? Adapun contoh real life yaitu ketika manusia membutuhkan beras sebagai makanan pokoknya. Bagaimana jika tak ada petani? Apakah kita harus menanam padi? Bagaimana dengan pekerjaan kita sehari-hari jika kita harus mengurusi sawah demi sekarung padi? Itu sungguh merepotkan, bukan? Sesungguhnya manusia itu saling melengkapi, kawan! Petani membutuhkan uang demi mencukupi kehidupannya, sedangkan kita pun membutuhkan padinya untuk melanjutkan kehidupan kita. Jadi, sudah seharusnya manusia itu memiliki attitude yang baik terhadap sesama. Bahkan, berikanlah sesuatu yang bisa kita beri kepada orang lain tanpa melihat hal yang bisa mereka beri kepada kita. Jika semua manusia peka dengan perbedaan dan menanggapinya dengan bijak, manusia akan saling melengkapi satu sama lain dan kehidupan yang rukun, nyaman dan damai pun akan tercipta.
Menanggapi hal yang telah dijabarkan sebelumnya, tentang adanya perbedaan yang telah diciptakan Tuhan dan cara menyikapinya sangatlah erat kaitannya dengan Humanistic Studies. Dengan adanya mata kuliah Humanistic Studies, saya sebagai new generation of teacher, berharap mata kuliah ini dapat membantu saya untuk menjadi makluk yang lebih peka terhadap eksistensi pihak lain di sekeliling saya. Guru masa depan haruslah peka terhadap perbedaan dan dapat menanggapinya dengan bijak. Bukan hanya itu, di Humanistic Studies juga akan mempelajari bagaimana cara kita mengenal seseorang bukan sekedar mengenal namanya, alamat rumahnya, nomor telepon genggamnya atau bahkan tanggal ia dilahirkan. Akan tetapi juga mempelajari bagaimana karakteristiknya dan apa yang harus kita lakukan jika menghadapi seseorang yang memiliki karakteristik berbeda. Sungguh besar harapan saya pada mata kuliah ini untuk lebih mempersiapkan saya sebagai calon guru masa depan, bukan hanya sebuah kewajiban SKS yang harus saya penuhi saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Luar biasa.
Essaymu menggugah saya untuk mendiskusikan lebih mendalam. Tapi saya tahan dulu, karena nanti akan ketemu dikelas
dengan senang hati pak untuk mendiskusikannya..
terima kasih pak :)
Posting Komentar